[Review Anime] High School Fleet

Rin - Akeno - Mashiro - Shima
Mei - Kouko

Basic Information: http://anidb.net/perl-bin/animedb.pl?show=anime&aid=11533



Ngelantur Sebentar:

Banyak dari jajaran anime yang mulai tayang di Spring 2016 udah berakhir. Ada beberapa yang udah saya lahap abis, ada juga yang baru sedikit dan siap kejar tayang nonton nanti. Nah, yang saya kelarin pertama kali adalah anime ini.

High School Fleet; ハイスクール・フリート

Biar nggak kepanjangan, disingkat HaiFuri. Well, saya nggak perlu terlalu lama di bagian ini karena udah ada first impression

Lanjut!



Sinopsis:

Sejak terjadi perubahan geologis yang masif beberapa waktu lalu, sektor kemaritiman menjadi bidang yang sangat penting. Maka didirikanlah Blue Mermaid, suatu badan khusus yang bertanggung jawab dalam keamanan kelautan.

Untuk bergabung dalam Blue Mermaid, seseorang haruslah sudah pernah mengikuti pelatihan khusus di sekolah-sekolah. Salah satunya adalah Yokosuka Girls' Marine High School, tempat protagonis kita, Misaki Akeno, masuk sebagai murid untuk meraih cita-citanya menjadi anggota Blue Mermaid.

Keberuntungan membawa Akeno sebagai kapten kapal Harekaze, dengan teman-teman sekelasnya sebagai awak kapal. Namun sayang, misi pelatihan pertama mereka berujung pada hal yang membahayakan nyawa...
Nah ini yang bikin nggak beruntung. #dihajarTeamMashiro



Review:

Saya terkadang menemukan pendapat kalo anime ini layaknya Girls und Panzer dengan nafas militer kelautan. Entah bener apa nggak... karena saya nggak nonton GuP. Lalu ada juga yang membandingkannya dengan Kantai Collection... yang juga nggak saya tonton karena main game-nya aja meski sebulan ini belum nyentuh lagi sih. #nggakditanya

Tapi itu berarti ada bagusnya. Saya jadi nggak mungkin (nggak bisa, tepatnya) terlalu membanding-bandingkan anime ini dengan judul-judul yang saya sebut tadi.

Kalo nggak ada perbandingannya, bisakah dinilai tentang poin-poin positif dan negatifnya?

Jelas bisa.

Kelebihan!
Ini salah satu kelebihannya. Beneran.

Combined Fleet #1 - Character Design!

Hal pertama yang paling mudah diamati dari anime ini, yang juga amat sangat memuaskan mata saya. Nggak merusak pemandangan dan artwork karakternya tergolong stabil dari awal hingga akhir serial. Dan seperti yang saya katakan di first impression, semuanya kayak minta dipeluk satu-satu gitu~ Lucuk-lucuk kyaa kyaa lah pokoknya. #apasih


Combined Fleet #2 - Opening Theme!

High Free Spirits dari TrySail sangat kompatibel menjadi lagu pembuka karena beat-nya yang oke dan bener-bener ngangkat. Cocok banget buat anime yang banyak adegan pertempurannya kayak di sini. Pokoknya sukses lah bercokol di playlist saya dan jadi menu lagu yang saya dengerin sehari-hari.
Saya udah sering liat trope natto ini di anime. Emang beneran nggak enak ya?

Combined Fleet #3 - Combat Visualization!

Saya nggak riset tentang segala prosedur dan protokol pertempuran laut, tapi yang bisa saya dapetin dari setiap pertempuran di anime ini adalah... wow. Pokoknya WOW. Semua komando dan arahan dedek kapten Misaki Akeno dari bridge, apa-apa aja yang terjadi di sektor-sektor lain di kapal, suasana pertempuran malam hari, naik turunnya barrel meriam utama dan/atau kedua kapal-kapal yang ada dan juga suaranya, plus segala macem ledakan yang terjadi sanggup menyajikan suasana seperti perang beneran. Darah lelaki saya langsung mendidih ngeliat yang beginiaaaaannnn aheghargahegahrg #plak
The power of 46 cm triple barrel. Hiei pun bergoncang....

Combined Fleet #4 - Military Things!

Buat Anda yang doyan hal-hal berbau militer (khususnya kapal-kapalan) mungkin langsung bisa mengenali kapal-kapal yang ada di anime ini. Sejauh yang saya tahu, semua memang sesuai dengan apa yang pernah ada di Perang Dunia II, kecuali Harekaze.

Walaupun begitu, Harekaze masih mengikuti desain standar kelas kapal perusak Kagerou, juga bersenjatakan meriam 12.7 cm double barrel-nya, berdasarkan 12.7 cm/50 yang pernah ada. Meski meriam penggantinya, meriam 10 cm yang dipasang oleh Akashi di ep. 4, merupakan standar persenjataan kelas kapal perusak lain (Akizuki-class era PD II), tapi juga sesuai dengan yang dikatakan salah satu karakternya, Nosa Kouko, karena bener-bener punya muzzle velocity dan rate of fire yang lebih tinggi (5-10 rpm vs 15-21 rpm IRL). Lalu... apa lagi yang harus saya bilang? 46 cm Musashi? 28 cm Admiral Spee (Graf Spee IRL)? 35.6 cm Hiei? 203 mm rocket?

Kucing pun kebagian trivia militer! Isoroku jelas berdasarkan nama Yamamoto Isoroku, admiral Imperial Japanese Navy (IJN) pada PD II. Tamonmaru sendiri merupakan nama panggilan Yamaguchi Tamon, rear admiral IJN yang tenggelam bersama kapal induk Hiryuu pada pertempuran Midway, 5 Juni 1942 (dan saya baru nyadar sewaktu nulis review ini, kalo episode pertama kali kucing ini muncul juga melibatkan kapal tenggelam). 
Salah satu karakter di sini yang suaranya enak: Shiretoko Rin (yang kiri)

Combined Fleet #5 - Ending!

Ini adalah faktor yang sanggup membuat opini saya tentang anime ini meningkat. Episode terakhirnya mantap!

Kita disuguhkan episode terakhir yang bener-bener klimaks dengan final battle yang memuaskan. Saya nggak tahu apakah 100% masuk akal apa nggak. Tapi... ampun deh, segala manuver Harekaze dan lontaran amunisi yang dimuntahkan Musashi di episode itu berhasil memaksa mulut saya untuk menjerit gembira sekaligus membungkam otak saya sehingga nggak mikir tentang kejanggalan-kejanggalan yang mungkin ada. Level epic pun ditambah dengan munculnya kapal-kapal yang pernah diselamatkan Akeno dan kru Harekaze, plus Blue Mermaid yang melancarkan aksinya dengan kapal-kapal modern yang dimiliki. Episode ini juga bisa saya katakan sebagai gambaran kasar betapa gaharnya Musashi yang asli pada pertempuran Teluk Leyte saat PD II, yang tetap berlayar meski udah dihantam 19 torpedo dan 17 bom udara.

Lalu... adegan terakhirnya. Harus diakui, saya nggak menduga akan seperti itu alias caught off my guard. Tentu nggak akan saya katakan apa adegan yang dimaksud, yang jelas di saat itulah saya menyadari kalo semua karakter yang ada di sini sebenernya masih cewek-cewek biasa. Senyum terharu pun nggak bisa saya tahan ketika ngeliat hal tersebut. Tetep ada kejanggalan, tapi mungkin karena keburu terbalut emosi, saya pun jadi memaafkan.

Semua yang terjadi di ending memberikan rasa puas yang penuh sehingga saya nggak ngotot mau lanjut ke season 2, karena kayaknya berpotensi jadi agak maksa.
Sumpeh Musashi dikeroyok pun masih jalan...




High School Fleet emang cukup memuaskan di akhir, tapi masih ada kekurangan-kekurangan yang menjadikan anime ini jauh banget, BANGET, dari kata luar biasa apalagi masterpiece.

Kelemahan!
Ini bukan faktor kekurangan. BUKAN. FAKTOR. KEKURANGAN.

Pertama, karakternya kebanyakan.

Ini sebenernya dilematis. Kalo karakternya sedikit maka saya akan ngomel, karena namanya kapal perang nggak mungkin isinya cuma sedikit (meski udah banyak perangkat yang otomatis, seperti dibilang di anime). Tapi resikonya kalo terlalu banyak seperti ini adalah penggalian karakterisasi tiap-tiap karakter berujung dangkal, dan pasti bakal capek kalo harus ngeliat 30an orang nunjukin sifatnya masing-masing dengan dosis dinamika yang pas. 

Satu-satunya yang di-explore agak dalem cuma karakter dedek kapten (ya iyalah, karakter utama gitu), dengan naik turun perasaan yang digambarkan setiap kali masalah terjadi. Para kru di bridge juga masih mending, karena di beberapa titik saya ngeliat ada sesuatu yang berbeda. Dua lagi yang buat saya masih tampak sebagai "karakter", chief engineer Maron-chan dan si dokter loli Minami-chan (ironisnya, penggalian karakter keduanya yang paling nendang justru ada di filler episode...)

Sisanya... maaf, tapi seakan-akan cuma untuk "menuh-menuhin kapal" karena nggak memungkinkan untuk digali secara mendalam. Maklum, jatah episode cuma 12.

Sebenernya ada 1 orang yang SANGAT berpotensi untuk bikin anime ini jadi greget: Kuroki Hiromi a.k.a. Kuro-chan. Di beberapa episode, dia diperlihatkan punya antagonistic stance, nggak suka sama dedek kapten. Jujur, saya sempet berharap dia melakukan mutiny di Harekaze supaya anime ini berujung lebih serius. Tapi... harapan tinggal harapan. #hiks #sedih
Ini Kuro-chan yang saya maksud.
Contohnya lagi, si tukang nangkring di lookout ini. Cukup sering muncul, tapi kurang di-explore.

Kedua, komposisi.

Komposisi cerita di anime ini terkesan "patah-patah" karena MASIH BERUSAHA memasukkan unsur unyu-unyu a.k.a. cute girls doing cute things (CGDCT) di atmosfer peperangan dengan amunisi beneran. Ini juga menyebabkan cerita nggak bisa diolah secara mendetail, padahal saya masih penasaran lebih jauh mengenai tikus-tikus yang dibahas di sini.

Namun sekali lagi, ini dilematis. Dengan desain karakter dan awal cerita yang demikian (mulanya kan cuma pelatihan), sepertinya sadis banget kalo dedek-dedek unyu kita disuruh gempur-gempuran bercucuran darah dan air mata, apalagi sampe ada yang mati. Memang akan sangat masuk akal kalo ada yang mati karena peperangan tanpa kematian itu namanya main catur. Tapi cukup berbahaya karena bisa jadi penonton akan ngamuk-ngamuk begitu tahu karakter favorit mereka terbunuh, dengan resiko bikin profit buat studio dan producer-nya menurun. Sebaliknya, dengan kondisi atmosfer serius dilatari ancaman yang berpotensi bikin dunia kacau balau, aneh banget kalo masih ada situasi santai-santai belaka seperti seneng-seneng di festival yang cuma pemanis, main-main di dek kapal demi fanservice, apalagi berhuru-hara cuma karena tisu yang abis... #tepokjidat

Menurut rumor yang beredar, ternyata model cerita yang begini sebenernya nggak direncanakan sama para staff yang menulis skenarionya. Awalnya mereka bikin cerita yang berbau pertempuran beneran (saya nangkep pada awalnya anime ini dirancang berisi perang abis-abisan), TAPI... Aniplex nggak setuju. Lalu jadilah HaiFuri yang model begini.

"The writing team wanted to have real naval battles and the Aniplex producer vetoed that idea. They didn’t have the time or the chance to scrap what they had and start from the ground up under the new conditions, so they just salvaged what they could off the story and came up with bullshit to fill the gaps."


Ya... ya udah lah ya, udah dibikin begini dan udah jadi, udah tayang pula. Mau ngomel gimana lagi coba? Berharap remake gitu?
"Kekurangannya bikin aku sedih..."


Overall, anime ini masih cukup enak untuk saya ikutin tiap minggunya. Seenggaknya High School Fleet nggak menyiksa mata dan di beberapa adegan bener-bener bikin semangat. Tapi dengan kelemahan-kelemahan di atas, tentu skor untuk anime ini nggak akan setinggi langit.

Dan mungkin dalam waktu dekat saya mau nonton Girls und Panzer.

"M-Mau nonton anime sebelah??"



---------------



Rating:

7.5/10 (C+ rank) untuk High School Fleet karena lagu opening-nya yang asik, karakter-karakter yang enak diliat, serta pertempuran laut yang cadas dan gahar abis. Plus, ending-nya bener-bener "ending".

Direkomendasikan buat yang sedang mencari tontonan dengan banyak karakter moe dan yang senang melihat unsur militer dipadukan dengan cewek-cewek berparas lucu.

Final salute from our Captain to the readers.


***